Loading

I made this widget at MyFlashFetish.com.

English French German Spain Italian Dutch RussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

     

Selasa, 16 Oktober 2012

Konsep-konsep dalam Sistem Komunikasi

Konsep-konsep dalam Sistem Komunikasi

          Part 2 


dosen : Abdul Malik
          Hakikat Sistem Komunikasi
         Pembahasan tentang sistem komunikasi tidak akan terlepas dari sistem sosial. Sehubungan dengan itu, apa yang menjadi prosedur dan ‘perilaku’ dalam sistem sosial juga sangat mempengaruhi prosedur dan ‘perilaku’ yang terjadi dalam sistem komunikasi.  Sebab komunikasi merupakan bagian dari dimensi dalam ilmu sosial, lantaran komunikasi bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial.
         Singkatnya, komunikasi adalah bagian dari dimensi sosial yang khusus membahas pola interaksi antarmanusia (human communications) dengan menggunakan ide atau gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran.
         Sebagai sebuah hakikat, komunikasi (atau tepatnya sistem komunikasi) perlu dikaji  pula tentang proses pertukaran pesan dan hubungan antarsistem dalam sistem komunikasi itu sendiri.
         Untuk membahas tentang sistem komunikasi ini perlu dibahas pendapat Talcott Parson tentang hierarki sibernetis untuk menganalisis proses pertukaran pesan dan hubungan antarsistem.
         Hierarki Sibernetis adalah sebuah sistem yang tarafnya tinggi membatasi penggunaan energi sistem yang lebih rendah, sedangkan sistem yang lebih rendah memberikan fasilitas dan menciptakan kondisi yang diperlukan oleh sistem yang lebih tinggi.
         Dalam proses pertukaran (hubungan timbal balik) media tertentu dipakai, misalnya uang (sebagai media) dipergunakan untuk jual beli barang dalam proses ekonomi. Media (dalam hal ini uang) sebenarnya merupakan cara pengadaan komunikasi secara simbolis. Dengan demikian, hubungan antarunsur atau komponen bersifat informasional. Artinya, hubungan tersebut terjadi melalui lambang-lambang.
         Hakikat sistem komunikasi (meminjam analog dari Person) adalah suatu pola hubungan yang saling melengkapi antarsistem dalam sistem komunikasi. Hubungan antarunsur bersifat satu dan tak terpisahkan satu sama lain. Ini berarti unsur yang lebih rendah memberikan andil  yang sangat besar bagi berjalannya sistem yang lebih besar.
         Contohnya, sistem komunikasi yang lebih khusus adalah sistem pers. Dalam sistem pers ada sistem manajemen redaksional; di bawahnya ada sistem berita; di bawahnya lagi ada sistem yang berhubungan dengan reporter di lapangan. Semua sistem yang lebih rendah tersebut mempunyai andil  yang besar dalam memberikan fasilitas dan menciptakan kondisi  yang diperlukan oleh sistem yang lebih tinggi. Bagaimana sistem redaksional akan berjalan baik bila tidak ada berita yang dibuat wartawan (sistem kewartawanan)?
         Sistem komunikasi juga tidak akan berjalan dengan baik manakala tidak menggunakan media tertentu. Layaknya sebuah jual beli yang menggunakan uang sebagai alat pembayaran, dalam sistem komunikasi yang semakin rumit dan kompleks saat ini peran media menjadi penting. Perkembangan teknologi modern membuat komunikasi mudah dilaksanakan sekalipun ada hambatan geografis. Anda cukup mengangkat gagang telepon, menekan nomor yang dituju, selang beberapa detik kemudian akan terhubung dengan orang yang dituju di wilayah lain dengan perantaraan media telepon.
          Fungsi Komunikasi
         Menurut Harold D. Laswell, fungsi-fungsi komunikasi adalah sebagai:
         1. Penjajagan/pengawasan lingkungan.
         2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
         3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
         Menurut Laswell lagi, ada tiga kelompok yang selama ini melaksanakan ketiga fungsi tersebut. Fungsi pertama, dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri sebagai upaya menjaga lingkungan.
         Fungsi kedua lebih diperankan oleh para editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon internal. Fungsi ketiga diperankan oleh para pendidik di dalam pendidikan informal maupun formal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai, dari generasi ke generasi.
         Charles R. Wright menambahkan satu lagi fungsi komunikasi, yakni entertainment (hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudkan untuk  menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental yang dimilikinya.
         Fungsi pengawasan menunjukkan pengumppulan dan distribusi informasi baik di dalam maupun di luar masyarakat tertentu. Tindakan menghubungkan bagian-bagian meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakainya untuk berperilaku dalam reaksinya terhadap peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian tadi. Adapun fungsi warisan sosial berfokus pada pengetahuan , nilai, dan norma sosial.
         Dalam hal ini kita bisa mengamati proses difusi-inovasi. Dalam suatu masyarakat pedesaan, misalnya, akan terjadi perubahan ketika ditemukan inovasi sehubungan dengan cara mengolah sawah dengan traktor. Sistem komunikasi akan melaksanakan fungsi pertama (penjajagan/pengawasan lingkungan) dengan mengadakan penjajagan lingkungan tempat di mana akan diterapkan inovasi tersebut. Kemudian, diadakan  koleksi data  tentang karakteristik warga desa, siapa tokoh-tokohnya, apakah mungkin diterapkan inovasi dalam waktu dekat dan bagaimana dampaknya. Penjajakan tersebut akan menentukan keberhasilan inovasi di masa mendatang.
         Komunikasi juga seharusnya mampu menghubungkan antarbagian masyarakat dalam menanggapi lingkungannya (fungsi kedua). Lewat komunikasi interpersonal atau lewat tetua kampung, pemuka pendapat (opinion leader), suatu inovasi akan menjadi perbincangan hangat, kemungkinan bisa dilaksanakan atau tidak. Setelah itu, jika memang baik akan dilaksanakan dalam jangka waktu lama dan terjadi pewarisan nilai tertentu kepada generasi selanjutnya (fungsi ketiga).
Tabel Fungsi Komunikasi
          Hubungan SKI dengan Sistem Lain
         Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) adalah sebuah sistem yang tidak bisa berdiri sendiri. Ia terkait erat dengan sistem lainnya. Secara umum hubungan antara sistem komunikasi dengan sistem lain adalah sebagai berikut:
         1. Sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem sosial. Sistem sosial adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya mempunyai beberapa subsistem, termasuk sistem komunikasi itu sendiri. Sedangkan sistem komunikasi bersama sistem lain yang merupakan bagian sistem sosial mendukung eksistensinya secara bersama-sama. Misalnya sistem ekonomi, sistem budaya, sistem politik, mendukung dan memberi arti keberadaan sistem sosialnya.
         Sistem sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paternalisme akan mempengaruhi proses komunikasi. Ini juga berlaku bagi sistem sosial yang mengedepankan sistem kepercayaan. Di Jawa, misalnya, dikenal nilai  ewuh pakewuh atau sungkan. Kenyataan ini termanifestasikan dalam sistem komunikasi. Bentuknya, orang akan merasa ‘tidak enak untuk mendahului atasan’ apalagi bila harus mengeritiknya.
        
         2. Sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem politik. Dalam praktik politik, sistem komunikasi akan dipengaruhi oleh keberadaan sistem politik. Sistem politik yang demokratis, misalnya, akan memberi peluang proses komunikasi (dalam sistem komunikasi) yang demokratis pula. Sebaliknya, sistem politik yang otoriter akan membuat sistem komunikasi otoriter pula. Sebab, proses komunikasi yang dikembangkan jelas hanya ditentukan oleh penguasa dan berjalan top down. Hal  ini terjadi akibat pengaruh sistem politik yang memungsikan pola seperti itu.
          Fungsi-fungsi Sistem Komunikasi
         Membahas fungsi sebuah sistem (termasuk sistem komunikasi) tidak terlepas dari fungsi-fungsi input dan output. Input adalah masukan, sedangkan output adalah keluaran.
         Input berasal dari lingkungan sistem lain. Dalam input ditemukan data, bahan, informasi, peristiwa untuk dijadikan ‘bahan mentah’ bagi proses komunikasi. Bagi pemerintah, fungsi input berguna dalam menghasilkan kebijakan yang sudah diolah dalam sistem komunikasi setelah terjadi proses atau menghasilkan keluaran kebijakan. 
         Adapun output merupakan hasil atau konsekuensi dari bekerjanya sistem komunikasi yang mempunyai arti penting bagi masyarakat. Dalam output nanti akan diperoleh sikap apatis (apathy) atau reward (ganjaran) masyarakat. Kebijakan yang tidak baik  tentu akan menimbulkan dampak berupa sikap apatis masyarakat. Apatis atau ganjaran tersebut nantinya menjadi suatu bahan, peristiwa, informasi bagi input, dan begitu seterusnya sebagai suatu proses yang tak pernah berhenti. Suatu sistem akan mati jika tidak proses terus menerus.
         Berikut ini bagan sederhana  fungsi input-output dalam komunikasi dengan menggunakan formulasi SMCR:
          Pola-pola Komunikasi di Indonesia
         “Komunikasi adalah proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud mengubah perilaku,” demikian dikatakan Everett M. Rogers. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang, dan di dalam proses itu melibatkan orang lain.
         Dalam hidup, manusia tidak bisa dipisahkan dari aktivitas komunikasi. Dan oleh karena itu dalam komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku manusia dalam berkomunikasi.
         Beberapa sarjana Amerika  membagi pola komunikasi menjadi lima, yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi kelompok kecil (small group communication), komunikasi organisasi (organizational communication), komunikasi massa (mass communication), dan komunikasi publik (public communications).
         Joseph A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan komunikasi massa.
         Guna membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia dan lebih ditinjau dari aspek sosialnya kita akan mencoba membahas beberapa pola komunikasi, antara lain komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
         Beberapa pola komunikasi tersebut, nyata telah mampu membentuk sebuah arus komunikasi tersendiri. Dan dengan kelebihannya masing-masing jelas akan mempengaruhi sistem komunikasi Indoonesia. Bagaimana sistem komunikasi Indonesia berjalan, bisa ditinjau dari pola-pola tersebut.
          Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
         Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari ataupun tidak. Contohnya adalah berpikir. Komunikasi ini adalah landasan komunikasi antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada Keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.
          Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
         Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication) dan komunikasi kelompok kecil (small group communication). Komunikasi diadik melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri,  dua sahabat, guru-murid, dan sebagainya. Sedangkan komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lain.
         Sebagai sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut:
         1. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
         2. Mengetahui dunia luar .
         3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna.
         4. Mengubah sikap dan perilaku.
         5. Bermain dan mencari hiburan.
         6. Membantu orang lain.




         Komunikasi Kelompok (Group Communication)
         Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kelompok diskusi, dan sebagainya.
         Sesuatu dikatakan komunikasi kelompok karena; pertama, pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan khalayak relatif besar. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.
   Komunikasi Massa (Massa Communication)
         Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).
         Untuk lebih jelasnya berikut paparan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) bahwa sesuatu dikatakan komunikasi massa jika mencakup:
         1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan ini disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
         2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan kepada ratusan/ribuan/jutaan orang yang tidak saling kenal. Anonomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain.



         3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan dalam komunikasi massa bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu. Karena itu, pesan bisa dikatakan sebagai milik publik.
         4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga.
         5. Komunikasi  massa dikontrol oleh gate keeper (pentapis/penyaring informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Seorang reporter, editor, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain dalam media itu berfungsi sebagai gate keeper.
         6. Umpan balik dalam komunikasi sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain umpan balik bisa langsung.



Download format pdf klik:


Post by (abenk

0 komentar:

Posting Komentar