Konsep-konsep dalam Sistem Komunikasi
•
Part 2
dosen : Abdul Malik
•
Hakikat Sistem Komunikasi
Pembahasan
tentang sistem komunikasi tidak akan terlepas dari sistem sosial. Sehubungan
dengan itu, apa yang menjadi prosedur dan ‘perilaku’ dalam sistem sosial juga
sangat mempengaruhi prosedur dan ‘perilaku’ yang terjadi dalam sistem
komunikasi. Sebab komunikasi merupakan
bagian dari dimensi dalam ilmu sosial, lantaran komunikasi bagian dari pola
interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial.
Singkatnya,
komunikasi adalah bagian dari dimensi sosial yang khusus membahas pola
interaksi antarmanusia (human communications) dengan menggunakan ide
atau gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran.
Sebagai
sebuah hakikat, komunikasi (atau tepatnya sistem komunikasi) perlu dikaji pula tentang proses pertukaran pesan dan
hubungan antarsistem dalam sistem komunikasi itu sendiri.
Untuk
membahas tentang sistem komunikasi ini perlu dibahas pendapat Talcott Parson
tentang hierarki sibernetis untuk menganalisis proses pertukaran pesan dan
hubungan antarsistem.
Hierarki
Sibernetis adalah sebuah sistem yang tarafnya tinggi membatasi penggunaan
energi sistem yang lebih rendah, sedangkan sistem yang lebih rendah memberikan
fasilitas dan menciptakan kondisi yang diperlukan oleh sistem yang lebih tinggi.
Dalam
proses pertukaran (hubungan timbal balik) media tertentu dipakai, misalnya uang
(sebagai media) dipergunakan untuk jual beli barang dalam proses ekonomi. Media
(dalam hal ini uang) sebenarnya merupakan cara pengadaan komunikasi secara
simbolis. Dengan demikian, hubungan antarunsur atau komponen bersifat
informasional. Artinya, hubungan tersebut terjadi melalui lambang-lambang.
Hakikat
sistem komunikasi (meminjam analog dari Person) adalah suatu pola hubungan yang
saling melengkapi antarsistem dalam sistem komunikasi. Hubungan antarunsur
bersifat satu dan tak terpisahkan satu sama lain. Ini berarti unsur yang lebih
rendah memberikan andil yang sangat
besar bagi berjalannya sistem yang lebih besar.
Contohnya,
sistem komunikasi yang lebih khusus adalah sistem pers. Dalam sistem pers ada
sistem manajemen redaksional; di bawahnya ada sistem berita; di bawahnya lagi
ada sistem yang berhubungan dengan reporter di lapangan. Semua sistem yang
lebih rendah tersebut mempunyai andil
yang besar dalam memberikan fasilitas dan menciptakan kondisi yang diperlukan oleh sistem yang lebih
tinggi. Bagaimana sistem redaksional akan berjalan baik bila tidak ada berita
yang dibuat wartawan (sistem kewartawanan)?
Sistem
komunikasi juga tidak akan berjalan dengan baik manakala tidak menggunakan
media tertentu. Layaknya sebuah jual beli yang menggunakan uang sebagai alat
pembayaran, dalam sistem komunikasi yang semakin rumit dan kompleks saat ini
peran media menjadi penting. Perkembangan teknologi modern membuat komunikasi
mudah dilaksanakan sekalipun ada hambatan geografis. Anda cukup mengangkat
gagang telepon, menekan nomor yang dituju, selang beberapa detik kemudian akan
terhubung dengan orang yang dituju di wilayah lain dengan perantaraan media
telepon.
•
Fungsi Komunikasi
Menurut
Harold D. Laswell, fungsi-fungsi komunikasi adalah sebagai:
1.
Penjajagan/pengawasan lingkungan.
2. Menghubungkan
bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya.
3.
Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.
Menurut
Laswell lagi, ada tiga kelompok yang selama ini melaksanakan ketiga fungsi
tersebut. Fungsi pertama, dijalankan oleh para diplomat, atase dan
koresponden luar negeri sebagai upaya menjaga lingkungan.
Fungsi kedua lebih
diperankan oleh para editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon
internal. Fungsi ketiga diperankan oleh para pendidik di dalam
pendidikan informal maupun formal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan,
nilai, dari generasi ke generasi.
Charles
R. Wright menambahkan satu lagi fungsi komunikasi, yakni entertainment
(hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama
sekali dimaksudkan untuk menghibur
dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental yang dimilikinya.
Fungsi
pengawasan menunjukkan pengumppulan dan distribusi informasi baik di dalam
maupun di luar masyarakat tertentu. Tindakan menghubungkan bagian-bagian
meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakainya untuk
berperilaku dalam reaksinya terhadap peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian
tadi. Adapun fungsi warisan sosial berfokus pada pengetahuan , nilai, dan norma
sosial.
Dalam
hal ini kita bisa mengamati proses difusi-inovasi. Dalam suatu masyarakat
pedesaan, misalnya, akan terjadi perubahan ketika ditemukan inovasi sehubungan
dengan cara mengolah sawah dengan traktor. Sistem komunikasi akan melaksanakan
fungsi pertama (penjajagan/pengawasan lingkungan) dengan mengadakan penjajagan
lingkungan tempat di mana akan diterapkan inovasi tersebut. Kemudian,
diadakan koleksi data tentang karakteristik warga desa, siapa
tokoh-tokohnya, apakah mungkin diterapkan inovasi dalam waktu dekat dan
bagaimana dampaknya. Penjajakan tersebut akan menentukan keberhasilan inovasi
di masa mendatang.
Komunikasi
juga seharusnya mampu menghubungkan antarbagian masyarakat dalam menanggapi
lingkungannya (fungsi kedua). Lewat komunikasi interpersonal atau lewat tetua
kampung, pemuka pendapat (opinion leader), suatu inovasi akan menjadi
perbincangan hangat, kemungkinan bisa dilaksanakan atau tidak. Setelah itu,
jika memang baik akan dilaksanakan dalam jangka waktu lama dan terjadi
pewarisan nilai tertentu kepada generasi selanjutnya (fungsi ketiga).
Tabel Fungsi Komunikasi
•
Hubungan SKI dengan Sistem Lain
Sistem
Komunikasi Indonesia (SKI) adalah sebuah sistem yang tidak bisa berdiri
sendiri. Ia terkait erat dengan sistem lainnya. Secara umum hubungan antara
sistem komunikasi dengan sistem lain adalah sebagai berikut:
1.
Sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem sosial. Sistem sosial
adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya mempunyai beberapa
subsistem, termasuk sistem komunikasi itu sendiri. Sedangkan sistem komunikasi
bersama sistem lain yang merupakan bagian sistem sosial mendukung eksistensinya
secara bersama-sama. Misalnya sistem ekonomi, sistem budaya, sistem politik,
mendukung dan memberi arti keberadaan sistem sosialnya.
Sistem
sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paternalisme akan mempengaruhi
proses komunikasi. Ini juga berlaku bagi sistem sosial yang mengedepankan
sistem kepercayaan. Di Jawa, misalnya, dikenal nilai ewuh pakewuh atau sungkan. Kenyataan
ini termanifestasikan dalam sistem komunikasi. Bentuknya, orang akan merasa
‘tidak enak untuk mendahului atasan’ apalagi bila harus mengeritiknya.
2.
Sistem komunikasi dipengaruhi oleh sistem politik. Dalam praktik
politik, sistem komunikasi akan dipengaruhi oleh keberadaan sistem politik.
Sistem politik yang demokratis, misalnya, akan memberi peluang proses
komunikasi (dalam sistem komunikasi) yang demokratis pula. Sebaliknya, sistem
politik yang otoriter akan membuat sistem komunikasi otoriter pula. Sebab,
proses komunikasi yang dikembangkan jelas hanya ditentukan oleh penguasa dan
berjalan top down. Hal ini
terjadi akibat pengaruh sistem politik yang memungsikan pola seperti itu.
•
Fungsi-fungsi Sistem Komunikasi
Membahas
fungsi sebuah sistem (termasuk sistem komunikasi) tidak terlepas dari
fungsi-fungsi input dan output. Input adalah masukan, sedangkan
output adalah keluaran.
Input
berasal dari lingkungan sistem lain. Dalam input ditemukan data, bahan,
informasi, peristiwa untuk dijadikan ‘bahan mentah’ bagi proses komunikasi.
Bagi pemerintah, fungsi input berguna dalam menghasilkan kebijakan yang sudah
diolah dalam sistem komunikasi setelah terjadi proses atau menghasilkan
keluaran kebijakan.
Adapun
output merupakan hasil atau konsekuensi dari bekerjanya sistem komunikasi yang
mempunyai arti penting bagi masyarakat. Dalam output nanti akan diperoleh sikap
apatis (apathy) atau reward (ganjaran) masyarakat. Kebijakan yang tidak
baik tentu akan menimbulkan dampak
berupa sikap apatis masyarakat. Apatis atau ganjaran tersebut nantinya menjadi
suatu bahan, peristiwa, informasi bagi input, dan begitu seterusnya sebagai suatu
proses yang tak pernah berhenti. Suatu sistem akan mati jika tidak proses terus
menerus.
Berikut
ini bagan sederhana fungsi input-output
dalam komunikasi dengan menggunakan formulasi SMCR:
•
Pola-pola Komunikasi di Indonesia
“Komunikasi
adalah proses hal mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima
atau lebih dengan maksud mengubah perilaku,” demikian dikatakan Everett M.
Rogers. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi ada sebuah proses
pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang, dan di dalam proses itu
melibatkan orang lain.
Dalam
hidup, manusia tidak bisa dipisahkan dari aktivitas komunikasi. Dan oleh karena
itu dalam komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku
manusia dalam berkomunikasi.
Beberapa
sarjana Amerika membagi pola komunikasi
menjadi lima, yakni komunikasi antarpribadi (interpersonal communication),
komunikasi kelompok kecil (small group communication), komunikasi organisasi
(organizational communication), komunikasi massa (mass communication), dan
komunikasi publik (public communications).
Joseph
A. Devito membagi pola komunikasi menjadi empat, yakni komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik, dan komunikasi massa.
Guna
membedakan pola komunikasi yang berkembang di Indonesia dan lebih ditinjau dari
aspek sosialnya kita akan mencoba membahas beberapa pola komunikasi, antara
lain komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi
kelompok, dan komunikasi massa.
Beberapa
pola komunikasi tersebut, nyata telah mampu membentuk sebuah arus komunikasi
tersendiri. Dan dengan kelebihannya masing-masing jelas akan mempengaruhi
sistem komunikasi Indoonesia. Bagaimana sistem komunikasi Indonesia berjalan,
bisa ditinjau dari pola-pola tersebut.
•
Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari ataupun
tidak. Contohnya adalah berpikir. Komunikasi ini adalah landasan komunikasi
antarpribadi dan komunikasi dalam konteks-konteks lainnya, meskipun dalam
disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain,
komunikasi intrapribadi inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya
berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang
lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita
dengan orang lain bergantung pada Keefektifan komunikasi kita dengan diri
sendiri.
•
Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut sifatnya, komunikasi antarpribadi
dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication)
dan komunikasi kelompok kecil (small group communication). Komunikasi diadik
melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sahabat, guru-murid, dan sebagainya.
Sedangkan komunikasi kelompok kecil ialah proses komunikasi yang berlangsung
antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana anggota-anggotanya
saling berinteraksi satu sama lain.
Sebagai
sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi antarpribadi adalah sebagai
berikut:
1.
Mengenal diri sendiri dan orang lain.
2.
Mengetahui dunia luar .
3.
Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih bermakna.
4.
Mengubah sikap dan perilaku.
5.
Bermain dan mencari hiburan.
6.
Membantu orang lain.
•
Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Kelompok
adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu
sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya
adalah keluarga, tetangga, kelompok diskusi, dan sebagainya.
Sesuatu
dikatakan komunikasi kelompok karena; pertama, pesan-pesan yang
disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih
besar pada tatap muka. Kedua, komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa
dibedakan mana sumber dan mana penerima. Hal ini menyebabkan komunikasi sangat
terbatas sehingga umpan baliknya juga tidak leluasa karena waktu terbatas dan
khalayak relatif besar. Ketiga, pesan yang disampaikan terencana
(dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu.
• Komunikasi Massa
(Massa Communication)
Komunikasi
massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun
elektronik, yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang
ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim,
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak
dan selintas (khususnya media elektronik).
Untuk
lebih jelasnya berikut paparan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986)
bahwa sesuatu dikatakan komunikasi massa jika mencakup:
1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar. Pesan ini disebarkan melalui media modern pula antara lain surat
kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2.
Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan kepada ratusan/ribuan/jutaan
orang yang tidak saling kenal. Anonomitas audience dalam komunikasi massa
inilah yang membedakan jenis komunikasi ini dengan yang lain.
3.
Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan dalam komunikasi massa bisa didapatkan
dan diterima oleh banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu.
Karena itu, pesan bisa dikatakan sebagai milik publik.
4.
Sebagai sumber, komunikator massa biasanya merupakan organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain komunikatornya tidak
berasal dari seseorang tetapi lembaga.
5.
Komunikasi massa dikontrol oleh gate
keeper (pentapis/penyaring informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan
dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat
media massa. Seorang reporter, editor, penjaga rubrik dan lembaga sensor lain
dalam media itu berfungsi sebagai gate keeper.
6.
Umpan balik dalam komunikasi sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi
lain umpan balik bisa langsung.
Download format pdf klik:
(Download)
Post by (abenk)
0 komentar:
Posting Komentar