Sistem Komunikasi Indonesia (SKI)
dosen : Abdul Malik
Materi 1
Pendahuluan
Sistem
Komunikasi Indonesia (SKI) sebagai bagian dari kurikulum jurusan Ilmu
Komunikasi mulai diajarkan sejak diputuskannya Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0223/ U / 1995 tentang
Kurikulum Nasional (Kurnas) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang
antara lain dianyatakan bahwa Ilmu Komunikasi sebagai program studi.
1. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Yunani, sistema,
yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode
dan Voich, dalam Nurudin, 2004).
Littlejohn (1999) mengartikan sistem sebagai
seperangkat hal-hal yang saling mempengaruhi dalam suatu lingkungan dan
membentuk suatu keseluruhan (sebuah pola yang lebih besar yang berbeda dari
setiap bagian-bagiannya).
Menurut
Littlejohn, suatu sistem terdiri dari empat hal:
1. Objek-objek. Objek adalah bagian-bagian,
elemen-elemen, atau variabel-variabel dari sistem. Mereka bisa jadi berbentuk
fisik atau abstrak atau kedua-duanya, tergantung dari sifat sistem.
2. Atribut. Suatu sistem terdiri dari
atribut-atribut, kualitas atau properti sistem itu dan objek-objeknya.
3. Hubungan internal, hubungan antara anggota
sistem.
4. Lingkungan, suatu sistem memiliki suatu
lingkungan. Mereka tidak hadir dalam suatu kevakuman, tetapi dipengaruhi oleh
keadaan sekitarnya.
Suatu
keluarga adalah suatu contoh yang baik dari suatu sistem. Anggota-anggota
keluarga (bapak; ibu; anak; dan sebagainya) adalah objek dari sistem ini. Ciri-ciri
mereka sebagai individu adalah atribut-atribut. Interaksi mereka, keluarga
membentuk hubungan antara anggota-anggotanya. Keluarga juga eksis dalam
lingkungan sosial dan kultural, dan ada pengaruh bersama diantara keluarga dan
lingkungannya. Anggota-anggota keluarga bukanlah orang-orang yang terisolasi,
dan hubungan mereka haruslah diperhitungkan untuk memahami keluarga sebagai
suatu unit.
2. Pengertian Komunikasi
Istilah
komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata
Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama, sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Untuk
memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para
peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold
Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in
Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan
itu, yaitu:
1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2. Pesan (mengatakan apa?)
3. Media (melalui chanel/media apa?)
4. Komunikan (kepada siapa?)
5. Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Berangkat
dari paradigma Lasswell, Effendy (1994) membedakan proses komunikasi menjadi
dua tahap, yaitu:
1.
Proses komunikasi secara primer
Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol). Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan
pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya)
yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator
kepada komunikan.
2. Proses komunikasi sekunder
Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang
komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena
komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dan sebagainya adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat
diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dan
sebagainya.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dan
sebagainya.).
3. Pengertian Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi dapat didefinisikan sebagai:
“Sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah,
menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, dan lambang, menjadi pesan dalam membuat
keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain
dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi”
Jika definisi itu dijadikan alat untuk
mengamati dunia surat kabar, misalnya, bisa diartikan sebagai: “Sekumpulan orang,
alat, mesin, fasilitas, yang bekerja mengolah suatu berita/informasi lain
dengan mengolahnya menjadi lembaran-lembaran tulisan guna memproduksi informasi
yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langganan memerlukannya”
Dengan demikian, dalam sistem komunikasi
paling tidak harus ada:
•
Sekumpulan unsur (wartawan, karyawan, komputer, mesin, barang, buku,
kertas, dan fasilitas yang lain).
2. Tujuan sistem (menyebarkan informasi pada
khalayak, membentuk image positif dalam humas, persuasi)
3. Wujud hasil kegiatan atau proses sistem
selama jangka waktu tertentu (media cetak, penerbitan interen, press release,
dll)
4. Pengolahan data dan/atau energi dan/atau
bahan (bahan berita, apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana, diolah
menjadi berita straight news atau depth news, kolom, tajuk rencana,
artikel, dll)
4. Sistem Komunikasi Indonesia (SKI)
Ilmu komunikasi adalah bagian dari ilmu
sosial. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa Sistem Komunikasi Indonesia (SKI)
menjadi subsistem dari sistem sosial Indonesia. Selanjutnya, sejumlah pihak
juga mengatakan bahwa sistem politik itu bagian atau subsistem dari sistem sosial, sehingga bisa dikatakan
sistem komunikasi bagian dari sistem politik, dan sistem politik bagian dari
sistem sosial.
Jika digambarkan dalam sebuah lingkaran
hubungan antara sistem komunikasi dengan sistem politik dan sistem sosial
adalah sebagai berikut:
Berdasarkan gambar tersebut, maka corak sistem
komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh corak, bentuk,
dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya, jika dalam sistem
sosial itu dikenal budaya ewuh pakewuh, sungkan, maka sistem komunikasi
juga akan mencerminkan budaya seperti itu. Misalnya, ketika proses komunikasi
berlangsung, ada perasaan tidak enak untuk mengkritik atasannya sendiri. Ini
artinya, proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh lingkup sosial yang
mempengaruhi seseorang.
Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) memiliki
cakupan yang amat luas. Namun secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa
bagian:
1. Ditinjau dari segi wilayah geografis,
sistem komunikasi dibagi dua, sistem komunikasi di pedesaan dan di perkotaan.
Di desa sistem komunikasi sangat
dipengaruhi oleh opinion leader (pemimpin
opini, pemuka pendapat). Sedangkan sistem komunikasi di kota amat dipengaruhi
oleh keberadaan media massa mengingat masyarakat kota lebih individual
dibanding masyarakat di desa.
2. Ditinjau dari media yang digunakan, ada
sistem media cetak (koran, majalah, tabloid, dll), elektronik (televisi dan
radio), media tradisional (wayang, ketoprak, cerita rakyat, dll), alat
bunyi-bunyian (kentongan, beduk, dll), nyanyian rakyat, dll.
3. Ditinjau dari pola komunikasinya, ada
sistem komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpersona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
5. Mengapa Perlu Mempelajari SKI?
•
Perkembangan teknologi yang kian pesat di Indonesia akan terus mengubah
pola arus informasi yang berkembang, sehingga membutuhkan kajian yang intens.
2. Indonesia adalah negara multietnis, sehingga
memungkinkan masing-masing daerahnya memiliki ciri khas tersendiri dalam
konteks sistem komunikasinya.
3. Meski perkembangan teknologi komunikasi
begitu pesat, tetapi mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan. Ini
mengakibatkan perkembangan media massa tidak selamanya bisa dimanfaatkan di
desa. Karena itu, ciri komunikasi yang berkembang di desa berbeda dengan di
kota, sehingga membutuhkan peran pemimpin opini, penyuluh pembangunan, juru
penerang desa, dll., dalam mempengaruhi sistem komunikasi di pedesaan.
4. SKI adalah bahasan yang kompleks dan
melibatkan banyak hal. Karena itu ia tak bisa dibahas secara sekilas dan
dimasukkan dalam bahasan mata kuliah tertentu. Melainkan perlu pembahasan dalam
mata kuliah tersendiri bahkan menjadi kajian yang lebih mendalam.
5. SKI jelas berbeda dengan sistem komunikasi
di negara lain. Perbedaan tersebut juga dilatarbelakangi oleh kondisi sosial,
politik, budaya yang dikembangkan oleh masing-masing negara. Itu artinya bahwa
sistem budaya masyarakat Infdonesia, misalnya, akan memberi warna dan corak
sistem komunikasinya.
Bersambung Minggu Depan
Selamat Belajar…………..!
Download format pdf klik :
(Download)
Post by (abenk)
0 komentar:
Posting Komentar