Loading

I made this widget at MyFlashFetish.com.

English French German Spain Italian Dutch RussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

     

Kamis, 19 Juli 2012

Dua Mahasiswa Tenggelam di Sawarna

Dua Mahasiswa Tenggelam di Sawarna


 "dia adalah salah satu korban keganasan ombak di pantai selatan tersebut,,
 ia jg teman SMA saya di SMA AL-ISLAH CILEGON (abenk)"
 
LEBAK-Keganasan ombak laut selatan kembali memakan korban. Kemarin (17/7), dua mahasiswa Universitas Serang Raya (Unsera) yang berenang di Pantai Sawarna, Kabupaten Lebak, tenggelam digulung ombak. Kedua korban itu adalah Andi Setiawan (19) asal Kota Serang dan Rendi Wijaya (20) asal Kota Cilegon.
 Hingga pukul 17.00 WIB, kedua korban belum ditemukan. Usaha pencarian akan dilanjutkan hari ini dengan melibatkan banyak pihak. Sebelum kejadian tenggelamya mahasiswa ini, pada Rabu (4/7) tiga pelajar asal Bandung, Jawa Barat, yakni  Rama, Dimas Galih Putra, dan Pratama Buana Putra, juga digulung  ombak Pantai Sawarna saat berenang. Ketiganya ditemukan tewas pada Sabtu (7/7).
Informasi yang dihimpun Radar Banten kemarin menyebutkan, rombongan mahasiswa yang berjumlah sembilan orang ini mengunjungi Pantai Sawarna untuk camping di pesisir pantai. Saat itu, Andi dan Rendi beserta tiga temannya berenang di pantai.  Lama kelamaan Andi dan Rendi terlihat malah semakin ke tengah. Sementara empat rekan yang lain tidak berenang.
Saat asyik berenang, tiba-tiba Rendi dan Andi dihantam ombak besar yang langsung menenggelamkan keduanya. Melihat kedua rekannya terseret ombak, rekan-rekannya yang sedang bermain di tepi pantai berteriak minta tolong kepada warga yang ada di sekitar pantai. Namun, upaya warga sia-sia karena kedua korban sudah  tenggelam ditelan ombak laut selatan.
Warga langsung melakukan pencarian dengan menggunakan perahu dan penyisiran di sepanjang pesisir Pantai Sawarna. Namun hingga pukul 17.00 WIB, kedua korban belum ditemukan.
Andika, salah satu rekan korban, membenarkan bahwa dirinya dan rekannya itu adalah mahasiswa Unsera, Kota Serang. Dia menceritakan, sebelum kedua temannya tenggelam sempat melambaikan tangan meminta pertolongan. Andi langsung berenang untuk membantu. Namun, karena kuatnya arus dan ombak kedua temannya itu tidak bisa tertolong dan langsung hilang. “Saya sempat memegang tangan salah satu teman saya (Rendi-red), namun arus dan ombak begitu kuat sehingga pegangan tangan terlepas,” kata Andika kepada Radar Banten sambil menitikkan air mata, Selasa (17/7).
Kata Andika,  tidak menyangka liburannya ke Pantai Sawarna harus berakhir tragis dengan tenggelam dua rekannya. Padahal sebelum berangkat dari Kota Serang pada Senin (16/7) siang tidak ada firasat apa pun. “Tak ada firasat buruk apa pun sebelum kami berangkat ke Pantai Sawarna,” ujarnya.
Seorang warga, Gojali, yang juga Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Desa Sawarna, mengatakan, warga sudah melarang rombongan mahasiswa yang sedang camping di pesisir Pantai Sawarna berenang karena ombak laut sedang tinggi. Namun imbauan ini tidak diindahkan dan rombongan mahasiswa ini tetap  berenang yang akhirnya dua rekannya tenggelam terseret arus laut. “Warga sudah melarang mereka (mahasiswa-red) untuk berenang karena air laut sedang pasang,” imbuhnya.
 Gojali meminta kepada pemerintah setempat untuk menyediakan sarana dan prasarana penyelamat karena tidak ada satu pun peralatan rescue yang digunakan untuk memberikan pertolongan bila ada korban tenggelam. Apalagi, kerap terjadi korban tenggelam di pantai ini. “Saat ini kami hanya menggunakan alat penyelamat seadanya dengan menggunakan perahu nelayan,”ujarnya.
Saat dihubungi terpisah, Kapolsek Bayah AKP Imam Kusbari membenarkan tenggelamnya dua mahasiswa Unsera saat berenang di Pantai Sawarna. Kata Kapolsek,  sudah menurunkan petugas Polsek untuk membantu warga melakukan pencarian korban. “Kami sudah menurunkan petugas ke TKP (tempat kejadian perkara-red),” ujarnya singkat.
Pantauan Radar Banten, sekira pukul 17.00 WIB, warga dan aparat Polsek Bayah masih melakukan pencarian dengan menyisir pesisir pantai. Pencarian juga sampai ke tengah laut dengan menggunakan perahu beleketek. Sore itu, belum terlihat Tim SAR dan Polairud di sekitar kejadian. (mg-30/alt/ags)


Sumber : Radar Banten

Post by (abenk)

0 komentar:

Posting Komentar