artikel pelajaran & berita terkini

SERANG – Budidaya ikan masih ba­nyak diminati karena hasilnya menggiurkan. Salah satunya ditekuni Eful Saefullah, Ketua Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sanggar Budaya An-Nahdlah, Kecamatan Cimanuk, Pan­deglang. Pria yang satu ini melaku­kan budidaya ikan nila di lahan seluas 1,5 hektare.
Meski baru berdiri, LKP ini mampu men­jual ikan nila baik larva (anak ikan) maupun pedaging ke pasar di Pan­deglang. “Bila sedang peringatan hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Isra Mikraj, ikan besar laku. Harga­nya mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Se­­mentara saat ini produksi di LKP men­­capai puluhan ton. Saat ini kon­sumsi ikan cukup tinggi,” kata Eful di lokasi budidaya, Senin (20/2).  
Dikatakan, untuk ikan kecil ukuran lima sentimeter dijual Rp 80 per ekor. Harga ini lebih murah dari harga di pasar yang mencapai Rp 100 per ekor. Sementara ikan untuk mencapai panjang lima sentimeter dibutuhkan waktu 25 hari. Artinya penjualan anak ikan itu cukup bagus setiap bulannya. Sedangkan untuk memproduksi anak ikan, kata dia, sangat gampang. Cukup dengan memelihara bibit betina dan jantan maka larva atau anak ikan akan berkembang banyak yakni mencapai 70 ribu hingga 90 ribu ekor.
“Kami juga memberdayakan masya­rakat sekitar untuk budidaya. Bahkan anak SMK juga dilibatkan karena lahan itu dijadikan sebagai sarana praktik,” ungkapnya.
Dijelaskan, pihaknya juga melakukan pem­binaan kepada sembilan kelom­pok. Setiap kelompok berjumlah 10 sam­­pai 15 petani. Tiap kelompok dibe­­rikan ikan induk untuk budidaya. Bila ikan di kelompok itu tidak terjual maka pihaknya siap menampung untuk dijadikan ikan pedaging. “Jadi mereka tak mengenal tidak laku. Kami me­lihat potensi budidaya ikan ini cukup bagus karena kebutuhan juga tinggi. Tinggal pemasaran saja yang perlu ditingkatkan,” paparnya. (ran/zee/ags)