Ruang Blower Kapal Mufidah Terbakar
Kebakaran terjadi ketika kapal berkapasitas 530 penumpang dan 110 kendaraan berbagai jenis ini mau melakukan sandar di Dermaga I Pelabuhan Merak, tepatnya dua kilometer dari Pelabuhan Merak. Meskipun berhasil dipadamkan, namun peristiwa itu sempat membuat kepanikan penumpang.
Pantauan Radar Banten saat kapal bersandar di Dermaga I, jilatan api tampak merusak lapisan cat pada cerobong asap kapal. Ruangan blower penuh bekas jilatan api dan asap hingga menghitam dan hangus. Para penumpang saat turun dari kapal mengaku bersyukur karena api tidak membesar. “Saya sempat menyangka kebakaran kapal bertambah besar. Untungnya enggak, kita selamat,” ujar Hadi (25), warga Lampung yang hendak pergi ke Jakarta.
Kebakaran kapal ini sempat menarik perhatian masyarakat di sekitar Pantai Kaltek, di belakang Terminal Terpadu Merak (TTM). Asap putih tebal yang keluar dari bagian kapal atas membuat sejumlah nelayan mengitari KMP Mufidah dengan menggunakan perahu motor. “Ada kebakaran kapal, kami mendekat takut ada penumpang yang loncat ke laut,” ujar Hamdani, salah satu nelayan Kaltek kepada Radar Banten.
Informasi yang dihimpun, KMP Mufidah yang membawa 48 penumpang dan 17 kendaraan roda dua dan roda empat ini berangkat dari Pelabuhan Bakauheni pukul 09.00 WIB. Namun saat melakukan sandar di Dermaga I Pelabuhan Merak sekira pukul 11.00 WIB, kain asbes pada cerobong asap mesin blower terbakar. Kain asbes berfungsi sebagai peredam (silenser) cerobong asap. “Saat hendak masuk alur, ada asap keluar dari ruangan blower. Tak lama kemudian, kobaran api keluar dari ruang itu,” ujar Kepala Kamar Mesin I KMP Mufidah Edi Purnomo.
Hal ini sempat membuat panik anak buah kapal (ABK), mereka menyangka asap tebal berasal dari ruang mesin yang terbakar. Namun setelah diperiksa, tidak ada kebakaran di ruang mesin. Ini membuat ABK memusatkan upaya pemadaman di ruang blower. “Dari empat blower yang ada, satu mesin hangus. Kami menduga terbakarnya asbes lantaran ada kerusakan pada blower yang menyebabkan cerobong asap terlalu panas,” kata Edi.
Enam ABK melakukan upaya pemadaman dengan menggunakan hydrant. Api dipadamkan dalam kurun waktu kurang lebih 30 menit. “Api berhasil dipadamkan, tidak terjadi kerusakan yang parah,” jelas Edi.
Kepala Operasi PT Jemla Ferry Samsul Hidayat mengatakan, kejadian ini bukanlah akibat kerusakan mesin. Pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya asbes cerobong asap. “Kami selalu melakukan perawatan pada mesin, jadi kemungkinan terjadi kerusakan pada bagian mesin kecil sekali. Kalau masalah blower kami belum tahu pasti, perlu dicek dulu,” katanya.
Sementara itu Kepala Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Cabang Pulomerak Togar Napitupulu mengatakan, kebakaran terjadi diluar dugaan. Ia mengapresiasi kesigapan ABK dalam memadamkan api. “Mereka cepat tanggap, langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mencari sumber api. Untuk masalah kecelakaan, saya kira ini diluar dugaan, yang pasti semua pihak tidak ingin hal seperti ini terjadi,” jelasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Penjagaan dan Penyelamatan pada Administrator Pelabuhan (Adpel) Kelas I Banten Heru Marlianto mengaku belum mengetahui penyebab kebakaran. Ia mengatakan akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap kapal Mufidah. Untuk itu, kapal tidak diizinkan untuk beroperasi melayani penyeberangan dahulu. “Sebelum pemeriksaan berakhir, kami minta agar kapal tidak beroperasi,” tegasnya. (quy/alt/zen)
0 komentar:
Posting Komentar