Loading

I made this widget at MyFlashFetish.com.

English French German Spain Italian Dutch RussianPortugueseJapaneseKoreanArabicChinese Simplified

     

Jumat, 24 Februari 2012

Ruang Blower Kapal Mufidah Terbakar

Ruang Blower Kapal Mufidah Terbakar




CILEGON - Kebakaran kapal laut hampir saja terjadi di lin­tasan Pelabuhan Pulomerak- Ba­kau­heni. Kapal Motor Penum­pang (KMP) Mufidah milik PT Jem­batan Laut (Jemla) Ferry me­­ngalami kebakaran di ruang mesin penyedot debu (blower) yang letaknya di bagian atas kapal dekat cerobong asap, Rabu (22/2) sekira pukul 11.00 WIB.
Kebakaran terjadi ketika kapal ber­kapasitas 530 penumpang dan 110 ken­daraan berbagai jenis ini mau me­lakukan sandar di Dermaga I Pelabuhan Merak, tepatnya dua kilometer dari Pelabuhan Merak. Meskipun berhasil dipadamkan, namun peristiwa itu sempat membuat kepanikan penumpang.
Pantauan Radar Banten saat kapal ber­sandar di Dermaga I, jilatan api tam­pak merusak lapisan cat pada cerobong asap kapal. Ruangan blower penuh bekas jilatan api dan asap hingga meng­hi­tam dan hangus. Para penumpang saat turun dari kapal mengaku bersyukur ka­rena api tidak mem­besar. “Saya sempat me­nyangka kebakaran kapal bertambah besar. Untungnya enggak, kita selamat,” ujar Hadi (25), warga Lampung yang hendak pergi ke Jakarta.
Ke­bakaran kapal ini sempat menarik per­hatian masyarakat di sekitar Pantai Kaltek, di belakang Terminal Terpadu Merak (TTM). Asap putih tebal yang ke­luar dari bagian kapal atas membuat se­jumlah nelayan mengitari KMP Mu­fidah dengan menggunakan perahu motor. “Ada kebakaran kapal, kami men­dekat takut ada penumpang yang lon­cat ke laut,” ujar Hamdani, salah satu nelayan Kaltek kepada Radar Banten.
Informasi yang dihimpun, KMP Mufidah yang membawa 48 penumpang dan 17 kendaraan roda dua dan roda empat ini berangkat dari Pelabuhan Bakauheni pukul 09.00 WIB. Namun saat melakukan sandar di Dermaga I Pelabuhan Merak sekira pukul 11.00 WIB, kain asbes pada ce­robong asap mesin blower terbakar. Kain asbes berfungsi sebagai peredam (silenser) cerobong asap. “Saat hendak masuk alur, ada asap keluar dari ruangan blower. Tak lama kemudian, kobaran api keluar dari ruang itu,” ujar Kepala Ka­mar Mesin I KMP Mufidah Edi Pur­nomo.
Hal ini sempat membuat panik anak buah kapal (ABK), mereka menyangka asap tebal berasal dari ruang mesin yang terbakar. Namun setelah diperiksa, tidak ada kebakaran di ruang mesin. Ini membuat ABK memusatkan upaya pe­madaman di ruang blower. “Dari em­pat blower yang ada, satu mesin ha­ngus. Kami menduga terbakarnya asbes lantaran ada kerusakan pada blower yang menyebabkan cerobong asap terlalu panas,” kata Edi.
Enam ABK melakukan upaya pema­daman dengan menggunakan hydrant. Api dipadamkan dalam kurun waktu kurang lebih 30 menit. “Api berhasil di­padamkan, tidak terjadi kerusakan yang parah,” jelas Edi.
Kepala Operasi PT Jemla Ferry Samsul Hidayat mengatakan, kejadian ini bu­kanlah akibat kerusakan mesin. Pihaknya belum mengetahui penyebab terbakarnya asbes cerobong asap. “Kami selalu melakukan perawatan pada mesin, jadi kemungkinan terjadi kerusakan pada bagian mesin kecil sekali. Kalau masalah blower kami belum tahu pasti, perlu dicek dulu,” katanya.
Sementara itu Kepala Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Cabang Pulomerak Togar Napitupulu menga­ta­kan, kebakaran terjadi diluar dugaan. Ia mengapresiasi kesigapan ABK dalam memadamkan api. “Mereka cepat tanggap, langsung melakukan pemeriksa­an menyeluruh dan mencari sumber api. Untuk masalah kecelakaan, saya kira ini diluar dugaan, yang pasti semua pi­hak tidak ingin hal seperti ini terjadi,” jelasnya.
Kepala Bidang (Kabid) Penjagaan dan Penyelamatan pada Administrator Pela­buhan (Adpel) Kelas I Banten Heru Mar­lianto mengaku belum mengetahui pe­­nyebab kebakaran. Ia mengatakan akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap kapal Mufidah. Untuk itu, kapal tidak diizinkan untuk beroperasi melayani penyeberangan dahulu. “Sebelum pemeriksaan berakhir, kami minta agar kapal tidak beroperasi,” te­gasnya. (quy/alt/zen)

0 komentar:

Posting Komentar